Bulan-bulan tanpa kursi kayu...
Tanpa sengatan mentari senja menusuk kulit,
Yang selalu bersembunyi malu di balik tarian daun cemara..
Bulan-bulan tanpa pena dan secarik kertas
Yang terurai lembut di atas kursi kayu itu...
Hanya untuk menyalin ulang pokok materi
Dari siulan dan kadang 'lelucon" sang guru di depan..
Bulan-bulan tanpa kursi kayu..
Tanpa mendengar (lagi) riuh suasana ruang itu..
Riuhnya alat di atas kepala pemanggil angin..
Juga riuh manusianya yang lagi belajar dan pengajar..
Dinamika ruangan yang penuh warna; ragam kulit, rambut dan pendapat..
Dan mungkin tak akan lagi..