Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Tanpa Kehadiran Presiden, Perayaan Milad Muhammadiyah Tetap Semarak

19 November 2012   06:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:05 367 1

Ternyata tepat “ijtihad” PP Muhammadiyah yang memindahlan kembali perayaan akbar milad (ulang tahun) ke-100 Muhammadiyah yang sedianya dilaksanakan di Sentul International Convention Center, Babakan Madang, Bogor, ke Stadion Utama Bung Karno (SUBK) di Senayan Jakarta. Pada 18 November itu para simpatisan Muhammadiyah tumpah ruah menuju SUBK, yang tidak saja datang dari Jakarta tetapi beberapa rombongan bus, dan kendaraan pribadi dari Banten, Jawa Barat, Lampung, dan Jawa tengah.

Saya sudah berada di SUBK sekitar jam 7-an, ruas jalan menuju ke sana memang tampak macet terutama oleh bus. Dan para simpatisan mulai berdatangan dan masuk ke dalam Stadion. Acara inti memang belum di mulai, tetapi di panggung utama sudah berlangsung aneka hiburan, dari musik angklung sampai konser dari group Debu. Di bawah panggung banyak simpatisan yang befoto-foto di sana, termasuk saya tentunya.

Akhirnya MC memegang kendali, dengan mengabarkan rangkaian acara yang akan digelar. Juga mengabarkan siapa saja tamu kehormatan yang datang. Ketika di sebut satu persatu tamu yang telah hadir para simpatisan menyambutnya dengan sorak-sorai, seperti Jusuf Kalla, wiranto, Sutiyoso dan lainya. Namun sambutan berbeda ketika nama Anas Urbaningrum ketum PD disebutkan, ada gemuruh huuu di situ. Sambutan paling hangat para simpatisan justru ketika nama Jokowi disebutkan yang juga hadir di SUGBK, maklum saja Jokowi adalah tokoh yang fenomenal di DKI, dan juga banyak simpatisan yang datang dari Jawa Tengah.

Namun sayang perhelatan akbar ini tidak dihadiri Persiden SBY, yang berhalangan hadir karena ada kunjungan kenegaraan di luar negeri. Yang mewakili dari pemerintah pusat pun tidak ada seperti wapres atau menteri agama. Yang ada kehadiran Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, itu pun tidak mewakili pemerintah tetapi karena yang bersangkutan memang kader Muhammadiyah. Ketidakhadiran presiden rupanya tidak menjadikan perlelatan akbar ini turun nilai dan semangatnya.

Menjelang siang para simpatisan terus berdatangan sehingga memenuhi beberapa tribun di SUGBK. Sambil menunggu acara berlangsung banyak juga para simpatisan yang lari sambilmembawa bendera Muhammadiyah atau organisasi di bawahnya mengelilingi stadion. Melihat semangat anak-anak muda itu cukup mendapat sambutan luas dari para hadirin. MC pun menyatakann bahwa sekitar 300 bus masih belum menurunkan pemumpangnya karena terhalang macet di Jakarta, bahkan masih ada dalam perjalanan di Tol Cikampek. HIP HOP ISLAMI SDM 16 Kreatif Surabaya

Acara pun seperti biasa diisi oleh sambutan dari ketua pelaksana, yang kemudian diselingi dengan acara hiburan seperti HIP HOP ISLAMI persembahan dari SDM 16 Kreatif Surabaya. Sekitar jam 9-an cuaca mulai mendung dan berangsur-angsur gerimis pun turun. Para simpatisan yang semula ada di sekitar panggung langsung berhamburan menuju tribun. Walaupun dalam gerimis acara terus berlanjut dengan kata sambutan dari tokoh dari yang diwakili Jusup Kalla, KH Hasym Muzadi, Zulkifli Hasan.

Akhirnya hujan pun semakin lebat. Acara pun terus berlanjut, sang ketua umum akan melakukan teleconference yang berlangsung di tiga kota: Makassar, Malang, dan Yogyakarta. Tempat tribun kehormatan dengan panggung utama berada berseberangan yang dibatasi lapangan. Untuk menuju ke panggung maka perlu mobil yang mengantar ke sana. Ada yang menarik sewaktu Bang Dien -Sapaan akrab Dien Syamsudin- membuka pintu atap mobilnya untuk menyapa para simpatisan padahal hujan cukup deras. Tak pelak tampak kertas yang dikantonginya untuk acara pembukaan pun ikut basah.

Ketika menyampaikan sambutannya Bang Dien menyerukan bahwa hujan yang turun adalah rakhmat dari Allah SWT, hujan adalah berkah bagi kita semua. Acara teleconference pun lancar, Bang Dien pun kembali ke tribun utama dengan memakai mobil. Rupanya perkataan bahwa hujan merupakan rakhmat bukanlah basa-basi belaka, sekali lagi dalam Hujan deras Bang Dien tetap membuka pintu bagian atasnya untuk menyapa para hadirin yang duduk tribun. Sorak-sorai dan tepuk tangan bergemuruh di SUBK melihat apa yang dilakukan ketua umumnya itu.

Sehabis itu listrik pun padam, hujan pun masih deras. Acara pun sepertinya berhenti. Untuk mencairkan suasana, beberapa simpatisan dengan membawa bendera Muhammadiyah turun dari tribun menuju lintasan untuk berkeliling lapangan. Entah apa yang melatarbelakangi mereka berbuat seperti itu, apakah karena melihat ketua umumnya yang tidak segan berhujanan atau memang semangat untuk menyemarakkan acara. Melihat pemandangan demikian tepuk tangan dan sambutan meriah dari para hadirin yang datang.

Akhirnya beberapa simpatisan banyak juga yang turun untuk bekeliling lapangan. Tidak hanya para lelaki, para perempuan pun turun gelanggang menaklukkan hujan. Acara perayaan di SUBK digantikan oleh para simpatisan sendiri, para hadirin pun merasa terhibur oleh semangat para simpatisan yang rela berhujan-hujanan dengan membawa bendera kebanggaannya. Di sela-sela parade spontanitas itu ada beberapa kader yang melakukan aksi salto untuk menghibur simpatisan yang datang. Hujan rupanya bukan penghalang untuk menyemarakkan acara, hujan adalah rakhmat, para hadirin pun cukup puas dengan perlehatan akbar ini. Melihat acara yang begitu semarak walaupun tanpa kehadiran presiden dan dalam hujan lebat, bukanlah suatu menjadi penghalang yang berarti. Semangat inilah yang harus terus dipelihara dalam kondisi apapun, seperti sang surya yang terus meyinari walau mendung atau hujan akan menghalangi. Selamat Milad 1 Abad Muhammadiyah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun