Tanah kelahiranku pun seolah tersenyum melihatnya. Tanah yang kami banggakan dan penuh dengan sumber daya alam.
Bendera berkibar tanpa pusing dengan rumah yang nampak sederhana. Berbeda dengan bendera kokoh yang ada di depan bangunan-bangunan megah nun jauh itu.
Mereka tetap antusias dan bangga mengibarkan bendera pada Sabtu pagi, 17 Agustus 2019. Hari yang menandakan lepasnya negeri tercinta dari zaman kolonial.
Seakan ada pesan terselubung yang ingin disampaikan keluarga dan seisi kampung Teluk Pandan ini bahwa kami berhak bergembira atas kemerdekaan ini.
Warga Teluk Pandan sadar betul akan perjuangan pendahulunya untuk meraih kemerdekaan. Pemuda-pemudi tahu betul kemerdekaan diraih dengan tetes darah.
Mereka juga paham kemerdekaan ini mencita-citakan keadilan sosial bagi seluruh warga Indonesia.
Cita-cita adalah bagian dari pemenuhan janji. Tercapainya cita-cita wajib disyukuri dan melanjutkan cita-cita, jika belum diraih.
Sedangkan janji adalah utang. Maka, ada konsekuensi bagi yang tak mampu memenuhi janjinya. Karena itu, diperlukan aksi nyata demi tercapainya kebahagiaan bersama.
Penghuni rumah yang hanya petani itu hidup bahagia di atas tanah yang subur di Desa Teluk Pandan, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantar Timur.
Mereka hanya ingin memandang indahnya pepohonan hijau. Menginginkan roda kendaraannya tidak bergoyang tak teratur kala melintasi jalan.
Sebab, mayoritas dari mereka sudah memiliki sumur di rumahnya. Jadi, mereka tak lagi membutuhkan perigi di tengah-tengah jalan.
Di tanah kelahiranku ini, di bawah bendera di rumah yang sederhana itu, dimulainya cita-cita perjuangan orang tua agar anak cucunya hidup sejahtera.
Kami dan seluruh masyarakat tentunya tak ingin lagi melihat ada yang menggadaikan cincin kawinnya untuk menebus dan membiayai perlengkapan sekolah anak-anaknya di negeri tercinta yang genap berusia 74 tahun ini.
Semoga kita semua bisa menjadi penerus cita cita bangsa .
Teluk pandan 17-8-19
Herwin halman [ H2N ]