Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor

Humor (Jalur) Alternatif

6 September 2011   08:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:12 517 0
Bagian I: Pada waktu pulang kampung yang lalu, Dik Z pergi bersama Ayah dan Ibu ke rumah neneknya di desa.  Disana, Dik Z mengikuti Shalat Jum'at pertama pasca lebaran. Seperti biasa, khotbahnya sebelum Shalat Jum'at. Di akhir khobat Jum'atnya, Pak Ustaz mengatakan, "Selesai Idul Fitri ini, mari kita menuju ke jalan terang yang akan menutun kita ke Surga. Selesai khotbah, Shalat Jum'at pun dimulai.

Satu hari kemudian, Dik Z bersama kedua orang tuanya kembali ke kota dengan mengendarai mobil pribadi. Tiba di jalan utama, mobil terjebak kemacetan. Oleh petugas lalu lintas, mobil diarahkan menju jalur alternatif yang tidak begitu ramai dan agak sedikit gelap. Tapi Dik Z merengek tidak mau lewat jalur alternatif. Kedua orang tuanya heran. Lalu bertanyalah Ayahnya, "Nak, kenapa tidak mau lewat jalur alternatif?". Dik Z menjawab dengan polos, "Habis gelap, Pak". "Kan kata Pak Ustaz, kita harus menuju jalan terang jadi tidak boleh lewat jalan gelap". Kedua orang tua Dik Z hanya bisa melongo.

Bagian II: Sekarang Dik Z sudah kembali ke sekolah untuk belajar. Kebetulan pelajaran pertama adalah IPS, kesukaan Dik Z. Dan yang dibahas tentang ibukota negara di dunia. Bu Guru pun bertanya pada teman sebangku Dik Z yakni si X.

"X, apa ibukota Yordania?", tanya Bu Guru.

"Aman, Bu", jawab si X. Dik Z tampak kaget dengan jawaban si X.

"Bukan aman, Bu", sahut Dik Z.

"Lho, kok bukan?", tanya Bu Guru heran.

"Iya, soalnya kata Pak Polisi, aman itu di jalan bukan di Yordania", jawab Dik Z polos.

"?????", Bu Guru dan si X, teman sebangku Dik Z hanya melongo.

Semoga bisa menghibur. Salam Kompasiana.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun