Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Waduh, Anies Bawesdan Terancam Terpental dalam Bursa Capres 2024

16 Agustus 2022   10:40 Diperbarui: 16 Agustus 2022   10:50 511 2
Sampai saat ini tulisan ini dibuat, penulis belum melihat adanya tanda - tanda Partai atau Koalisi  Partai yang secara resmi  menyebutkan nama tunggal yang akan mengusung Anies Bawesdan menjadi bagian capres  yang akan  berlaga di Pilpres 2024.

 Hanya Nasdem yang lebih dahulu curi start mencantumkan nama  Anies sebagai salah satu kandidat  capres yang dihasilkan dari Konvensi Nasdem beberapa bulan yang lalu.

Kendati Anies secara pribadi sudah mendeklarasikan diri siap maju pilpres tetapi animo partai sangat hati -hati memberikan reaksi cepat meminangnya sebagai  kandidat capres partai tertentu.

Penulis mengamati dan mengurai beberapa indikator parameter politik dan kondisi faktual  ekonomi dan sosial yang berkembang saat ini yang  akan menjadi ganjalan dan hambatan Anies maju menjadi salah satu Capres 2024.

1. Anies Bawesdan bukan bagian pengurus atau kader parpol .Artinya Anies tidak memiliki afiliasi pakem di partai dan  basis dukungan riil baik partai atau masyarakat pendukungnya nampak tidak jelas.

Kekuatan untuk menjadikan dirinya secara otomatis  menjadi kandidat presiden hanya dimiliki ketua umum partai. Anies sendiri akan menjadi  sosok yang memiliki kharisma dan kekuatan personal hanya dalam batasan lingkungan terbatas  yakni kelompok  relawan.

Kelompok relawan ini satu satunya gerbong komunal yang memiliki massa tetapi tidak mempunyai legitimasi dan kekuatan politik penentu pencapresan. Hanya partai yang secara resmi memiliki tiket dan perahu mengusung   nama capres yang diinginkan.

Partai sendiri untuk memiliki tiket harus memenuhi aturan UU Pemilu  berkaitan batas ambang pencalonan pencapresan/Parlementery Threshold.

Disinilah letak  terberat hambatan Anies tidak mempunyai kekuatan politik untuk memperoleh dukungan langsung dari parpol.  Harus menunggu dan bersabar manuver dan keputusan elite  parpol untuk bisa memutuskan mengusung secara resmi Anies menjadi capres pilihan partai.

2. Anies Baswedan bukan bagian tokoh nasional yang dilahirkan atau menjadi bagian kelompok keluarga kaya raya atau pengusaha sukses. Karenanya ,secara finansial Anies Bawesdan jelajah kekuatan finansial sangat terbatas.  

Berbeda dengan capres seperti Sandiaga Uno dan Erik Thohir yang mempunyai  modal finansial besar akan lebih mudah melakukan  bargaining politik.

Anies hanya bermodalkan jejaring politik segmen tertentu dan pengalaman panggung  politik nasional sebagai Gubernur DKI. Survei lembaga politik yg menempatkan 3 besar capres unggulan tidak menjamin dipilihnya Anies sebagai capres dari parpol atau koalisi parpol tertentu.  

Kekuatan Anies untuk menawarkan parpol yang mempunyai tiket  akan mengalami proses panjang dan berliku. Anies hanya akan menerima pinangan parpol menengah dan itupun harus berjejer dengan nama capres lainnya.

Tanda tanda Anies tidak menarik di partai besar karena Anies bukan pemegang dana besar dan bukan bagian dari oliqarki. Bahkan kebijakan Anies selama menjadi Gubernur DKI banyak menyusahkan para Taipan terutama Developer raksasa.

Hajatan Pilpres membutuhkan keuangan jumbo triliunan rupiah baik untuk pergerakan struktur partai pendukung dan memobilitas pendukungnya.

3. Anies sudah kedahuluan di salip oleh mentor politiknya Prabowo Subianto. Dalam agenda di awal  Bulan Agustus ini Gerindra menggelar Rapimnas dan  memutuskan mengusung Ketum Prabowo Subianto untuk maju ketiga kalinya sebagai capres.

Sebagai Ketua Umu Partai Gerindra ,Prabowo mempunyai kekuatan besar dan proses pencapresan yang cepat dan berlaku  final.

Permasalah muncul ketika Prabowo dan Anies akan bersama maju bahan diusung Koalisi berbeda. Seperti diketahui,Anies maju menjadi  Gubernur DKI atas kompensasi dan usulan Gerindra dan partai koalisinya.

Dalam pilpres 2019 Isa dan Prabowo berada dalam satu tim pemenangan dan menjadi icon utama tim sukses dan panutan bagi basis pendukunhya .

Kesimpulannya Prabowo dan Anies mempunyai banyak kesamaan karakter wilayah latar belakang kerja politil dan basis pendukungnya.

Saking banyaknya persamaan agenda dan kepentingan, Anies sendiri bahkan pernah berucap tidak akan mencalonkan diri sebagai capres  ketika Prabowo Subianto kembali mencalonkan diri untuk bertarung dalam pilpres 2024.  

Jika Anies sukses mendapatkan perahu atau tiket dari koalisi partai , perjalanan pencapresannya akan banyak mengalami  hambatan dan blunder struktural internal partai pendukung .

Terjadinya benturan para pendukungnya antara yang mengikuti Prabowo atau Anies. Kemungkinan markas besar dan  garis komando tim pemenangan Anies sedikit dan lemah.

Anies dan Prabowo akan terjadi pelemahan tim pendukungnya  jika bergerak agresif harus berbenturan di segmen pemilih garis keras mantan pendukung 002.

4. Anies akan banyak menonjolkan ideologi eksklusif ketimbang membawa atmosfir kampanye pilpres dalam ruangan ide dan gagasan inklusif. Persaingan capres yang diperkirakan terjadi antar 3 pasang memaksakan ia dan tim milih peta jalan kemenangan pilpres 2024.

 Sangat sulit bagi Anies dan tim pemenangan membuat dan mempropagandakan isu- isu konteks nasionalisme  dan nilai- nilai budaya multi kultur dalam bingkai NKRI. Program Adan agenda isu yang jual tidak jauh dari isu yang mewakili dan terlokalisir dalam wilayah sentral pendukung dan penopang kepentingan elite koalisi partai dan tim penyandang dana.

Wilayah kerja politik dalam isu nasional yang eksklusif tersebut menjadi prahara besar untuk mencapai cita cita Anies menjadi presiden. Ketidaksesuaian isu dengan konteks isu majemuk dan nasionalis akan mereduksi jumlah pemilih nasional. Isu lokal dan primordial hanya akan mengkerdilkan jumlah pemilih dan membunuh juga nama- nama partai pengusung.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun