Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Berkunjung ke Istana Versailles, Paris

28 Oktober 2012   16:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:17 2885 4

Waktu itu hampir tengah malam, kereta Thalys yang kami tumpangi dari stasiun Brussel Midi sampai di Gare du Nord, Paris. Karena jarak hotel dengan stasiun lumayan dekat, maka taksi tidak mau mengantar. Dengan terpaksa akhirnya kami berempat (semua perempuan) berjalan kaki menuju ke hotel, dibantu oleh seorang keturunan Pakistan yang berbaik hati menunjukkan arah jalan menuju ke hotel.

Esoknya adalah hari pertama di Paris, sekitar jam 9 pagi kami janji bertemu 3 orang teman dari PPI Perancis, di stasiun Gare du Nord, untuk jalan-jalan. Kami menunggu agak lama, rupanya sekitar jam setengah 11 lebih mereka baru datang. Lalu kami diajak naik metro yang disebut kereta RER (Reseau Express Regional) atau jaringan ekspres regional dengan jalur RER C merupakan jalur ke arah pinggiran kota, turun di stasiun de Versailles Rive Gauche. Yah, ternyata kami diajak ke Chateu de Versailles atau Istana Versailles, merupakan salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi turis di Paris. Letaknya memang agak jauh, yaitu agak di pinggiran kota di bagian barat daya Paris. Dari stasiun itu, cukup berjalan kaki untuk menuju ke arah istana. Hari sudah siang, sehingga kami memutuskan untuk mampir membeli makan siang dulu di tengah jalan, sambil bekal itu dibawa dan meneruskan perjalanan.

Kami berjalan di jalan kecil seperti trotoar yang dinaungi pohon di kanan dan kiri jalan, menuju istana Versailles. Dari kejauhan sudah terlihat kemegahan bangunan itu yang merupakan istana peninggalan raja Louis XIV. Awalnya Versailles dahulu adalah nama pedesaan yang kini merupakan suburban Paris. Tampak banyak pengunjung yang memenuhi area tersebut, mungkin karena pada waktu itu adalah hari Sabtu dan musim panas.

Istana Versailles ini ternyata sangat luas. Halamannya saja seperti lapangan. Luas seluruh area termasuk tamannya sekitar 100 hektar. Memang istana ini memiliki daya tarik sebagai obyek yang harus dikunjungi, selain megah, mewah, dan luas, keindahan bangunannya merupakan warisan sejarah ratusan tahun lalu yang oleh UNESCO telah dijadikan sebagai salah satu World Heritage Site atau situs warisan dunia pada tahun 1979.

Di bagian depan itu kami bisa menikmati bangunan yang megah dan terlihat mewah yang dibangun sekitar abad 17 itu. Semua sudut sangat indah untuk dipandang dan difoto. Berbagai tingkah turis, sedang bergaya untuk diambil gambarnya. Di sana juga terdapat patung Louis XIV (1638-1715) sedang berkuda.

Banyak pedagang souvenir yang menawarkan dagangannya. Sama dengan yang berjualan di sekitar menara Eiffel, mereka kebanyakan adalah keturunan Afrika. Anehnya yang ditawarkan bukannya barang yang berhubungan dengan istana Versailles, tapi mereka menawarkan scarf, ‘rentengan’ gantungan kunci dan miniatur menara Eiffel. Ada pedagang  tua dan tangannya cacat, sehingga kami membeli miniatur menara Eiffel itu cukup dengan 5 euro.

Sesampainya di lokasi tempat masuk istana, terlihat antrian panjang pengunjung. Akhirnya kami memutuskan tidak jadi masuk ke dalam istana, mengingat begitu panjangnya antrian. Untuk antri tiket makan waktu berjam-jam, dan kalaupun bisa masuk, hanya tersisa waktu sedikit sebelum tutup. Di sekeliling banyak turis juga tidak masuk, mungkin salah perhitungan seperti kami. Terus terang, kepergian ke sini tidak direncanakan terlebih dahulu, seandainya tahu situasinya tentu akan lebih baik jika membeli tiket masuk secara on line, dan pagi-pagi sudah berangkat, sehingga dapat menikmati kunjungan ke istana ini seharian.

Kami hanya bisa mengintip istana itu dari balik pagar yang berwarna keemasan. Di antara pagar dan bangunan istana terdapat halaman yang sangat luas. Bangunan berkeliling saling menyambung mengingat ada hampir ribuan kamar di dalamnya. Kemegahan bangunan istana dengan bentuk arsitektur khas French Baroque, sesuai dengan gaya keindahan arsitektur pada masa itu. Pembangunan istana ini dimulai pada tahun 1661 oleh seorang arsitek Louis le Vaud dan dibantu oleh Jules Hardouin Mansart. Bangunan ini baru selesai lebih dari 40 tahun kemudian, dengan hasil bangunan yang megah dan menawan.

Sebenarnya ada ruangan megah yang terkenal di dalam istana tersebut, yang kini masih dibuka untuk publik. Yaitu antara lain ruang Hall of Mirrors dan Hercules Room. Ruang Hall of Mirrors adalah karya design dari arsitek Charles Le Brun, dan merupakan ruang megah yang berupa lorong panjang dilengkapi cermin dan plafon yang berupa lukisan, dengan lampu-lampu kristal yang cantik dan ornament-ornamen hiasan yang dilapis emas. Ruang ini dahulu dipakai sebagai ruang pesta dan juga bersejarah karena merupakan tempat penandatanganan Perjanjian Versailles. Hercules Room juga berupa ruang yang indah dan megah dengan lukisan cantik pada plafonnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun