Pertanyaan sederhana yang layak diajukan adalah: dari satu dua biji bahkan puluhan atau ratusan koleksi buku yang Kompasianer miliki, apakah di antaranya ada buku sastra berupa naskah drama? Mengapa karya sastra, kalaupun ada, yang kita koleksi sebatas antologi puisi, cerita pendek, dan novel? Apakah naskah drama memang benar-benar "terpinggirkan" dalam kehidupan sastra?