Seperti menunggumu, pohon-pohonku terus tumbuh. Mencintai bumi sedalam-dalamnya, menghormati angkasa setinggi-tingginya. Sementara itu: waktu berbuah, ruang berbunga. Aku mencatatnya dari rasa ke kata... (Penggalan puisi "Semua Ada Musimnya" -- Eka Budianta).