Jam menunjukan pukul sepuluh malam. Aku masih termenung di beranda. Beberapa kali tulisan di gawai aku baca ulang, belum juga puas. Beberapa kata, bahkan kalimat aku ganti, tetap saja belum mewakili pikiranku. Lenguhan sapi terdengar di kejauhan. Lolong anjing terdengar di kejauhan. Orang kampung memukul tiang listrik lima kali di gang utara rumah. Suara-suara itu seakan mewakili keresahan hatiku.