Malamku mengapa engkau belok ke kiri, sedangkan aku ingin ke kanan. Hujanmu berjatuhan riuh di genting hatiku, kelu. Sudahlah, berhentilah, biarkan aku hening menangkapi sepi demi sepi di ujung jalan penantian. Anginmu begitu jahat menampar-nampar, melemparkan nasib ke ranting pohon yang tak berukir namamu. Ada tulisan menggantung: dilarang memanjat kecuali ditemani desau kesetiaan.
KEMBALI KE ARTIKEL