Saya teringat dengan sosok ibu yang satu ini. Ketika tampil di depan publik pada acara resmi bersama suaminya, Pak Harto, almarhumah hampir selalu mengenakan kain kebaya dengan rambut yang disanggul. Senyum selalu tersungging di bibirnya. Bayangan itulah yang ada di memori kepala saya. Saat itu kain kebaya menjadi semacam pakaian nasional resmi, karena yang mengenakan Ibu Negara, jadi banyak yang mengikuti (walaupun mungkin terpaksa) terutama para istri pejabat. Sekarang ini saya jarang melihat lagi istri para pejabat mengenakan kain kebaya lengkap plus sanggul di rambutnya, ya pasti lebih ribet dan mungkin lebih panas (gerah).
KEMBALI KE ARTIKEL