29 November 2011 04:50Diperbarui: 25 Juni 2015 23:04400
mataku menangkap sosok tubuhtergolek tiada berdaya.di balik keramaian dan gegap gempita di sekitarkuhanya deru nafas sesak yang bisa kudengar.jubah putih menutup wajahnya yang mencium tanah basah.ku lipat lututkusuara rendah ku hembuskan dari bibirku."tuan?"tak sedikitpun suara mencoba menjawab.."hai, tuan?"kuulangi tapi kebisuan masih menjadi pilihannyakubuka jari-jari dan kusentuh pundaknyatapi dia semakin menutup wajahnyaseperti langit malam yang enggan memperlihatkan bintang-gemintang di malam itu.."tuan,anda tidak apa-apa?""hergh..!"rintihan kecil keluar dari bibirnya.."tuan,ada yang bisa dibantu?""anak muda apa yang kau lakukan?mengapa kau pedulikan aku?lihatlah sekitarmu bukankah mereka mengacuhkan aku?"jawabnya dengan kesinisan menguasai jiwanya"tidak tuan,tuan siapa?""siapa aku?aku adalah mata air bagi si miskin yang dahaga,yang tertawan kesengsaraanyang hak-haknya terampas dan terlupakanterbuang di gurun pasir kehidupanakulah tulang-tulang kekuatan bagi si lemah yang rapuhyang terkulai dan terkoyak kekejamankeberanian adalah kekasihkutanpanya aku hanyalah selongsong tanpa pelurukebaikan adalah kerabatkutanpanya aku hanyalah tetesan embun di laut birutapikini kami terpisahkanaku hanyalah sosok terabaikankeserakahan telah mencuri kekasihku dan kerabatkudia membawa pergi ke dalam manifestasi ketamakan dan kehancuran"kudengar kata demi kataseperti sang perawan menyulam pakaian kekasih hatinyaku buka mata hatiseperti matahari membuka mata untuk sang pagi.logikaku bertanya "adakah ini orang gila?"dalam hati kuberkata "Tuhan,beri aku keanggunan jiwa untuk memahaminya!"sunyi menguasaikekosongan menunjukan eksistensi.dia membuka kata"anak mudabukankah engkau mahasiswa?bukankah teman-temanmu sering meneriakan namaku?bukankah kalian yang menginginkan aku di tegakkan?pertanyaannya semakin menguatkan dinding hati bahwa dia hanyalah orang gila.dengan suara teracuni ketidaksabaran,aku berkata"tuan,bisakah anda berdiri supaya suara tuan lebih terdengar jelas?"dia menjawab"anak mudatanpa kekasihku aku hanyalah kelemahanaku butuh tempat untuk menyandarkan punggungkuaku butuh tongkat untuk menopang kakikuanak mudabenarkah kau benar-benar ingin menegakanku?sungguhkan kau bersungguh-sungguh menginginkanku berdiri?"aku berkata"ya,aku ingin tuan berdiri tegakaku bisa membantu tuan untuk berdiri tegakpegang pundakudan sandarkan tubuh tuan jika tuan terlalu lemah untuk berdiri!"senyum kehangatan dan suara keyakinan membuka bibirnya"heheanak mudaapakah kau berpikir bahwa kekuatan tubuh cukup untuk aku bersandar?cukupkah itu untuk membuatku berdiri tegak?anak mudajika engkau menginginkan aku berdiri tegakpertemukan aku dengan kekasihku dalam kebulatan tekad hatimudan iringi kerabatku di setiap langkah yang kau tuju!"mulutku terkuncihabis kata untuk kubagi.dengan kekuatan semampunya dia berdirimerentangkan tanganyang kulihat hanyalah punggungnya yang lebarkemudian dia membalikan wajahnyadarah dan luka menghiasi wajahnyadengan suara terbata ku bertanya"tuan,apa yang terjadi?sebenarnya tuan siapa?"dia menjawab"anak mudatidakkah kau lihat wajahkuwajahkan terluka dan hina di negara yang yang sangat kau cinta,di negara yang sangat kau banggakan ini wajahku tercoreng dan ternoda!"ketidaksabaran semakin menguasai detak jantungku"ya,tuan siapa?"dengan lantang dan dengan wujud yang semakin menghilang dia berkata"akuaku adalah KEADILAN!"dan diapun menghilang memeluk kabut yang terbentang di taman.nafasku berpacu mengejar detak jantungkulutut kaku mengunci gerakkukini tersadaridialah keadilanyang hanya dengan keberanian dan kebaikan dia bisa berdiri tegakdi negara dan bangsa ini yang sangat ku banggakan...
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.