"Ibunda diatas Loteng" lukisan karya
Herri Soedjarwanto (September-Oktober 2014) Ibu luar biasa yang telah mengantarkan 10 orang anak-anaknya meraih sukses.. Ibunda yang membawa pesan damai dan kedamaian. KEKUATAN REALISME Salah satu kekuatan dan kelebihan yang dimiliki oleh seni lukis realisme adalah kemampuannya dalam merekam dan membangun sejarah, membangkitkan kenangan / memori indah, yang kemudian menginspirasi , memicu semangat dan energy positif untuk melangkah kedepan. Setidaknya (mungkin) spirit seperti itulah yang ingin dibangun, dihidupkan dan abadikan oleh pemesan lukisan ini. Apalagi jika mengingat bahwa yang memesan itu adalah seorang anak (meskipun boss) yang ingin berbakti, ingin memuliakan Ibunda tercintanya yang telah tiada, yang telah banyak berjasa tanpa pamrih… maka nuansa getaran spiritual itu menjadi semakin terasa… “Pak Herri… Ibu saya ini sangat menyayangi anak2nya yang berjumlah 10 orang tanpa pilih kasih… Ibu sangat jarang terlihat marah.., Ibu selalu mendengarkan anak-anaknya dengan sangat penuh perhatian … Baik itu berita kegembiraan ataupun segala keluhan anak-anaknya”.begitu penjelasan beliau tentang sosok Ibunda luar biasa yang telah mengantarkan anak-anaknya meraih sukses di berbagai bidang. Sebelumnya, dulu, beliau pernah pesan lukisan pada saya, dan pernah saya tayangkan di situs ini juga.
“Lukisan yang terlahir melalui peristiwa kebakaran” Kali ini beliau order lukisan lagi… dan masih ada kaitannya dengan peristiwa kebakaran itu.. Yaa..Ibu itu berdiri diatas loteng rumah yang baru selesai direstorasi kembali seperti bentuk asalnya, setelah mengalami kebakaran” . INILAH REALISME Lukisan ini unik, menarik dan istimewa. Betapa tidak …selain komposisi yang unik dan tak lazim.. baru kali ini saya bertemu seorang boss yang pesan lukisan tentang Ibunya dalam keadaan keseharian yang apa adanya.. sungguh tak lazim. Biasanya orang memilih foto yang (secara selera umum) “bagus” dan anggun berwibawa.. misalnya dalam pakaian atau riasan asesoris mewah, pakaian adat kebesaran dan sebagainya seperti layaknya lukisan potret bangsawan Eropa dsb. Tapi ini malah santai , hanya pakai daster yang sangat sederhana… Ternyata.. rupanya beliau lebih memilih mengabadikan nilai-nilai historis memories inspiratif tentang Ibundanya yang lebih hidup di dalam pikiran , suasana jiwa dan batinnya, ketimbang embel-embel lahiriahnya. Beliau menginginkan Ibundanya hadir apa adanya seperti keadaannya dalam kehidupan sehari-hari, yang sudah diakrabinya sejak kecil.. tanpa polesan pencitraan... Ini sebuah kejujuran ..Ini istimewa... ini esensi realisme... Ini pula yang menyebabkan saya bergairah menggarap lukisan itu, meskipun sadar lukisan ini akan memakan waktu yang lama, mengingat komposisi uniknya yang membuat semua sudut dalam lukisan itu, harus digarap dengan serius dan mendetail…
KEMBALI KE ARTIKEL