Aku berdiri di sini, di hadapan lorong waktu. Aku mencoba membungkuk, membelalakkan mata ke arah dalam lorong waktu. Aku berpikir sejenak, hendak ke depan atau ke belakang. Bila aku maju selangkah ke depan, dipastikan akan berada pada waktu yang akan datang. Bila aku mundur selangkah, dipastikan akan berada pada waktu terlampaui.