Hujan semalaman tak memberi ruang gerak pada kaum penghuni pepohonan. Peluang amat pekat hingga tak dapat sekadar menggeleng, kecuali mendongak. Tidur. Tidur. Tidur lagi. Anak-anak manusia pun terus tidur, mendengkur dan mengigau dalam kecemasan. Mimpi indah hanyalah bunganya tidur hingga senyum dikemas kembang tanpa tanpa kesadaran. Mimpi buruk laksana hantu penggoda alam bawah sadar, ketika terjaga keringat pun menyembur sebesar biji jagung. Aliran darah hendak berhenti, tidak.
KEMBALI KE ARTIKEL