Malam terus merayapi mayapada, kaum literat tak urung menjejer aksara, pemulung aksara masih melototi barisan prasasti berurai pahlawan, nama disebut dan dibaca di layar nisan, emosi dibangunkan menjajal semangat motivasi, cinta tanah air dibelitkan menjadi belenggu nasionalisme, kepahlawanan disemai agar tumbuh tunas baru di persada
Rembulan malu memancarkan cahaya lebih baik daripada gemintang, kaum berbintang duduk berperkara, balok-balok dan siku antara mengganjar dan menyikut, awam hendak menggapai awan, terselimutkan menghilang bersama kabut yang mengaburkan, gemuruh guntur di bentangan langit malam, beriringan kilat menyambar.