Sang Kelam Berkalam Syahdu
Bila mengenang masa berlalu,
aku duduk di sini
menghadap arah mata angin sebelah timur,
agar dapat bersua dengan Sang Fajar.
Lalu kutanyakan padanya,
mengapa kau kirimkan badai bernama Seroja?
Sang Fajar tersenyum, makin melebarkan senyumannya.
Lalu pancaran mata berbinarnya mengantar kehangatan
hingga bara kepanasan tanpa jawaban
mengapa badai Seroja tiba pada suatu masa yang telah berlalu.