Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud Pilihan

Tanpamu (Guru) Kami Bukan Siapa - Siapa

25 November 2024   00:42 Diperbarui: 25 November 2024   01:01 84 5
Guru adalah lentera di tengah gelap, pelita yang menerangi jalan kita menuju masa depan. Guru adalah embun pagi yang menyejukkan dahaga jiwa kita akan ilmu. Tanpa guru, kita mungkin hanyalah kertas kosong tanpa coretan makna dan tidak tahu apa - apa tentang kehidupan di dunia ini.  Ia yang mengukir setiap kata, menanamkan nilai, menuntun kita menemukan diri kita sendiri, menuntun kita mengenal dunia dan menutun kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Di matanya, terpancar semangat yang tidak pernah padam untuk mencerdaskan generasi bangsa. Mungkin sebatas kata - kata tidak cukup untuk membalas segala jasamu untuk kami wahai guru, namun izinkan kami mengungkapan sepatah dua patah kata ini sebagai bentuk ta'zim kami kepadamu dan penghargaan atas keikhlasanmu dalam membimbing kami. 

  

Hari ini, di bawah langit November yang cerah, kami diingatkan kembali pada hari yang penuh makna, mengenang sosok yang tanpa lelah menorehkan ilmu dan cinta di hati kami. Guru, hari ini adalah harimu. Namun sejujurnya, setiap hari adalah hari untukmu, karena setiap langkah yang kami ambil adalah bukti dari dedikasimu. Guru, tanpamu kami hanyalah kertas kosong. Kau adalah pena yang menuliskan harapan, pelita yang menerangi gelap, dan pelindung yang tak terlihat saat badai kehidupan menyerang. Kau yang dengan sabar menjelaskan apa itu huruf, angka, hingga makna kehidupan. Tidak hanya itu, Kau mengajarkan kami menjadi manusia yang beradab, berakhlak mulia, dan sopan santun kepada siapapun. Dan Kau juga yang mengajar kami bahwa keberanian bukan hanya soal berbicara di depan umum, tetapi juga soal menghadapi ketakutan dalam hati.

Ketika kami rapuh, kau datang seperti penyejuk. Tatapan penuh kasih sayang dan senyumanmu adalah penguat di saat kami merasa gagal. Kau percaya pada kami, bahkan saat kami ragu pada diri sendiri. Berapa banyak malam kau habiskan mempersiapkan pelajaran? Berapa kali kau mengorbankan waktumu demi memastikan kami mengerti? Tak terhitung. Namun, tak pernah sekali pun kami mendengar keluhan dari bibirmu. Di setiap huruf yang kau ajarkan, terselip doa. Di setiap nasihat yang kau berikan, ada harapan agar kami menjadi lebih baik. Kau bukan sekadar pengajar, kau adalah pembentuk jiwa. Kau adalah arsitek peradaban, meletakkan fondasi bagi masa depan yang lebih baik.

Hari ini, 25 November adalah hari untuk mengenang dan mengucapkan terima kasih yang tentunya tidak akan cukup untuk membalas segala pengorbananmu. Namun, bagaimana kami bisa mengungkapkan rasa terima kasih yang cukup? Kata-kata terasa terlalu kecil dibandingkan dengan lautan jasamu. Guru, tanpa cintamu, kami hanyalah individu yang berjalan tanpa arah. Kau yang mengajari kami untuk bermimpi tinggi setinggi- tingginya, namun tetap berpijak pada bumi dan merunduk seperti padi. Kau yang membimbing kami untuk menghormati perbedaan, mencintai sesama, dan memahami bahwa setiap orang punya peran penting di dunia ini.

Kini, kami mungkin telah melangkah jauh. Beberapa dari kami menjadi dokter, insinyur, seniman, atau bahkan guru seperti dirimu. Tapi di balik setiap pencapaian itu, ada dirimu. Setiap penghargaan yang kami terima, setiap senyuman kebahagiaan, semuanya adalah pantulan dari perjuanganmu. Hari ini, kami hanya ingin kau tahu, Guru, bahwa kami tidak akan pernah melupakanmu. Kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa, tetapi bagi kami, kau adalah bintang yang cahayanya abadi. Terima kasih, Guru, atas segalanya. Tanpamu, kami bukan siapa-siapa. Namun karena jasamu, kami menjadi seseorang yang berarti. Semoga setiap langkahmu penuh berkah, setiap perjuanganmu dihargai dan di balas oleh Yang Maha Kuasa, dan setiap tetesan keringatmu diganti dengan kebahagiaan yang tak terkira ....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun