Kami menikmati membaca sambil berusaha mengidentifikasi worldview sang pengarang. Membaca seperti ini dapat membawa kami menemukan hal2 yang tak kami duga sebelumnya, atau memperjelas pengenalan kami tentang seseorang, dan tentunya tentang diri kami sendiri ketika terjadi konversasi antar worldview pengarang dan worldview kami. Tentu saja kami membaca sembari mengakui keterbatasan2 yang kami miliki, baik yang kami sadari maupun yang tidak – yakni dengan selalu memberi ruang pada kemungkinan bahwa kami salah atau lalai atau naif. Manusiawi. Membaca secara demikian sebenarnya adalah sebuah usaha memahami worldview seseorang dari kacamata worldview kami sendiri. Dengan demikian baru kami bisa masuk ke dalam konversasi yang esensial.