Perempuan itu hadir di saat lelap. Ia datang membawa kata dan air mata. Menyapa, menyeka lalu mengobati luka - luka di hati. Pernah sekali ia hadir tanpa aksara. Hanya isyarat, air mata. Luka - lukaku dibasuh dan diciuminya. Sedikit pun ia tak jijik pada setiap luka yang menyembur nanah. Sesekali ia mengambil borok yang berjatuhan dan menempelkannya di sekujur tubuhnya.
KEMBALI KE ARTIKEL