Sewaktu kecil dulu, saya mengenal Herman Hasyim sebagai kolumnis yang kritis nan kocak. Atau, setidaknya ia seorang cerdik yang pandai mengutak-atik kata. Saya juga mengenalnya sebagai tokoh yang tak punya pendirian: tak punya organisasi dan enggan memfanatikkan keyakinannya.