Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

curhat penulis

19 Agustus 2011   03:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:39 15 0
Banyak lho penulis yang tidak pandai curhat secara lisan. Tulisannya menjadi bagian dari curhatnya. Bagi penulis yang lumayan pro, curhat itu bisa menjadi bagian menarik dari novel atau cerpen yang dia buat. Rasa kesal dan sakit hatipun menjadi kisah indah berbalut derita dalam alur ceritanya.

Begitupun ketika penulis belum mendapatkan royalti dari karyanya. Tulisannya menjadi wahana yang membawa curhat itu tertuangkan. Rasa bingung yang melandapun akan menjadikan tulisannya seolah 'berteriak dan menjerit-jerit' meminta ada yang mendengar dan memperhatikan isi jerit batinnya.

Penulis itu mahluk yang baik sekali. Tidak jarang rasa terima kasih karena naskahnya diterbitkan membuat sang penulis lupa bahwa ada haknya atas sedikit rupiah yang dihasilkan dari penjualan naskah tersebut. Sang penulis pasrah pada saat royalti itu tak dibayar selama berbulan-bulan.

Nasib ini tidak sedikit dialami oleh penulis. Agak sulit memang mengetahui mana penerbit yang secara ikhlas membagi sedikit keuntungannya kepada penulis.

Tapi apapunlah. Rasa bingung, kesal, dan akhirnya pasrah akan membuat sebuah kisah semakin meyayat hati.

Duhai Allah, berikanlah jalan kepada kepada para penulis yang tertahan haknya agar mereka cepat menikmati hak yang telah terjanjikan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun