Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Tolak Angin Sidomuncul, Sahabat Pemuda Sulawesi Selatan

14 April 2014   22:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:41 591 1

Pengalaman  seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin asal Tana Toraja, Sulawesi Selatan dengan produk Tolak Angin

Selain karena keindahan pariwisatanya, Tana Toraja juga dikenal dengan racikan obat tradisional yang berasal dari aneka tumbuhan-tumbuhan. Hal ini pun menjadi tradisi turun menurun dalam masyarakat Tana Toraja. Walaupun zaman sudah modern, masih banyak yang lebih mengandalkan ramuan ini sebagai andalan dalam menyembuhkan penyakit tak terkecuali keluarga saya.Jika salah satu keluarga dalam kelemahan tubuh, maka ibu saya yang punya pengetahuan manfaat dari suatu tumbuhan, selalu menyarankan kepada keluarganya untuk menyeduh racikan obatannya. Misalnya saja jika salah satu anggota keluarga menderita diare, maka ibu saya mengambil beberapa helai daun jambu biji untuk pengobatan. Jika kami demam, maka ibu mengambil beberapa jahe untuk diseduh dan diminum. Walaupun rasanya kurang enak di lidah, namun demi kesembuhan, ya kami terpaksa meminumnya. Dari dulu keluarga saya kurang akrab dengan obat-obatan kimiawi. Selain harganya yang kurang nyaman di kantong, efek sampingnya punbesar.

Ibu saya khawatir ketika saya harus meninggalkan Tana Toraja menuju Makassar untuk menimba ilmu di kampus Universitas Hasanuddin. Terbesit keraguan ibuterhadap kesehatanku mengingat saya adalah orang yang rentan terkena penyakit. Selain itu yang membuat ibuku tambah khawatir adalah bagaimanasaya mencari tanaman herbal di Makassar mengingatlahan hijau di Makassar minim dan juga tak semua tumbuhan obat bisa berkembang di Makassar. Namun akhirnya saya temukan salah satu produk modern yang meramu tumbuhan obat menjadi suatu produk yang punya segudang khasiat yaitu Tolak Angin.

Perkenalanku dengan jamu Tolak angin merupakan ketidaksengajaan. Saat itu, saya bersama teman-teman kampus ikut pengkaderan mahasiswa baru.Suasana lokasi yang berada di pedalaman, dengan suhu yang rendah , membuat saya yang rentan penyakit ini, terkena demam. Saat itu yang saya bawa adalah obat Paracetamol. Setelah meneguk obat itu, tak ada perubahan yang terjadi. Hingga suatu ketika, saya ditawari teman pengkaderan saya yang kebetulan membawa tiga bungkus Tolak Angin. Dia pun memberikan saya dua buah untuk saya teguk,dengan saran satu bungkus di malam itu dan satunya lagi saya teguk pagi harinya. Awalnya saya ragu, apakah Tolak Angin ini mempan dan rasanya enak di lidah. Dan ketika saya teguk, rasanya didominasi rasa jahe dan saya rasakan perubahan dimana tubuh saya terasa hangat. Bukan berarti demam saya hilang, tapi setidaknya mengurangi saya mengigil saya saat itu.

Sempat terpikir olehku, apakah Tolak Angin ini obat. Namun setelah membaca informasi yang tertera di bagian belakang bungkusnya, saya mengetahui bahwa Tolak Angin merupakan jamu yang dikemas modern.

Hingga saat ini, saya mengandalkan produk buatan Sidomuncul ini ketika berpergian terutama saatbegadang mengerjakan tugas kuliah, melakukan perjalanan jauh, atau ketika saya harus keluar di malam hari. Harga yang pas buat mahasiswa yaitu sekitar RP 2.500 membuat saya tidak khawatir dengan uang bulanan yang dikirimkan orang tua.

Saya pun memperkenalkan jamu Tolak Angin ini kepada keluarga saya di Toraja. Walaupun awalnya mereka ragu dengan khasiatnya dan mereka mengira harganya mahal, namun setelah berusaha meyakinkannya, akhirnya jamu modern ini menjadi salah satu pelengkap dalam keluargaku.

Tolak Angin, Produk Kebanggan Indonesia

Tolak angin merupakan obat herbal terstandar yang diproduksi di pabrik standar GMP (Good Manufacturing Practise) dan telah melalui uji toksitas subrkronik dan uji khasiat yang terbukti memelihata dan menjaga daya tahan tubuh. Tolak Angin menggunakan ekstrak zat aktif tanaman obat dengan tidak menyertakan kandungan pati yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang membuat produk Tolak Angin tidak keruh seperti produk obat herbal lainnya. Adapun dua produk Tolak Angin yang menjadi andalanku yaitu:

1. Tolak Angin

Produk ini andalanku saat saya masuk angin. Produk ini terbuat dari bahan-bahan herbal yaitu daun cengkeh, jahe, madu, daun mint, kayu ules, adas dan lain-lain. Produk ini mampu meredakan gejala rasa mual, kembung,sakit perut, pusing, meriang,lesu dan tenggorokan kering, memelihara daya tahan tubuh dan juga baik diminum saat perjalanan, kecapaian dan kurang tidur.

2.Tolak Angin Flu

Saat saya terkena flu maka saya memilih Tolak Angin Flu. Produk ini terbuat dari bahan herbal diantaranya minyak adas, gingseng, meniran, valerian, echinacea, madu, jahe,daun mint dan masih banyak lagi. Produk ini membantu meringankan gejal flu, membantu meredakan masuk angin serta memelihara daya tahan tubuh.

Saran saya, jamu modern ini patut dimiliki keluarga Indonesia terutama mahasiswa yang disibukkan dengan banyak kegiatan. Selain khasiatnya yangterbukti dalam menjaga stamina, harganya pun pas buat kantong mahasiswa. Saya usulkan agar produk Tolak Angin mestinya menjadi pelengkap dalam kotak obat di rumah anda.

Demikian pengalaman pribadi saya dengan Jamu Tolak Angin. Sejatinya tulisan ini ditujukan sebagai wujud terima kasih saya kepada Tolak Angin yang menjadi salah satu kawan jalan saya dalam menjalankan segala aktifitas. Terima kasih Tolak Angin. Produk Tolak Angin, merek lokal kualitas Internasional.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun