Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ahok: Antara Konstitusi, Kitab Suci dan Konstituen

27 Agustus 2013   20:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:44 3211 16

“Kalaupun saya harus mati, saya siap untuk konstitusi." Sebuah kalimat yang terdengar heroik, namun kita bisa melihat realitasnya di dunia nyata dari apa yang dilakukan Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama, Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini.

Jika selama ini kita bermimpi atau merindukan pemimpin yang bisa menjadi tauladan dalam menegakkan konstitusi, kali ini mimpi dan kerinduan itu telah menjadi kenyataan. Semenjak menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, sepak terjang Ahok sangat mencengangkan dan berhasil “menghipnotis” masyarakat Jakarta, bahkan Indonesia. Lihatlah keberanian dan ketegasannya merombak birokrasi yang korup, kegigihannya untuk tidak menjadi penurut atas kemauan Bank Dunia, keuletannya mengurusi normalisasi waduk Pluit dan kepiawaiannya membersihkan kawasan Pasar Tanah Abang menjadi bukti betapa ia adalah sosok yang berani dan tegas. Meskipun untuk memuluskan penegakan konstitusi itu beliau terpaksa harus bersitegang dengan Wakil Ketua DPRD H. Lulung Lunggana si penguasa bisnis Parkir dan Perizinan PKL di Tanah Abang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun