Di beberapa kereta api yang sering saya tumpangi, diantarannya ada yang menyediakan "bilik" ukuran tidak lebih dari 1X1,5 meter. Ia terselip di antara sekatan ruang-ruang di gerbong restoran. Pada bilik sempit tersebut, digelar karpet yang di atasnya sajadah. Tidak ditunjukan mana arah kiblat sebagaimana layaknya kita masuk sebuah kamar hotel atau tempat ibadah di tempat tempat tertentu. Ini dimaklumi karena tidak memungkinkan memasang arah kiblat pada bilik yang berjalan di atas kereta tersebut. Bisa jadi, saat melafal solat kereta menghadap ke barat, meski tidak sempurna ke arah kiblat. Pada waktu yang lain, kereta berjalan berlawanan dengan arah kiblat.
KEMBALI KE ARTIKEL