Masih hangat rasanya jika kita kembali kepada beberapa kajian yang menyarankan agar sinetron-sinetron yang dirasa mengganggu siswa kaitannya dengan waktu penayangan yang akhirnya menyita jam belajar siswa, maupun isi cerita yang kebanyakan lebih mengedepankan sisi-sisi hedonis daripada mengarahkan pola pikir pemirsa utamanya siswa untuk termotivasi dalam meningkatkan prestasi akademis. Bagaimana tidak menyesakkan ketika kita melihat kenyataan di lapangan, para siswa terimitasi oleh tingkah polah para artis, lalu kita saksikan “anak-anak jalanan” dalam dunia nyata kebut-kebutan di sepanjang jalan ditambah dengan aksi-aksi ekstrimnya.
KEMBALI KE ARTIKEL