Jika melihat fenomena menggeliatnya Islam yang puritan dalam moral, radikal dalam pemikiran, struktural dalam politik, kok rasanya terngiang-ngiang sebuah pepatah 'Tak Kenal Maka Tak Sayang'. Mengapa? Karena rasanya mereka yang berada dalam kelompok yang ingin memurnikan ajaran Islam dengan mengajak kedalam Islam yang kaffah itu sedang mabuk kebayang, jatuh cinta karena doktrin dan dogma, tanpa ada usaha mengenal Islam itu sendiri. Kenal seh, tapi hanya melalui sudut pandang yang itu-itu saja, itupun jangan-jangan hanya pasrah menjadi pengikut tanpa melibatkan logika, nalar dan berpikir kritis. Padahal yang namanya kaffah itu holistik menyeluruh. Pertanyaannya, bisakah kita kaffah tanpa mau mendengar atau mengkaji perspektif Islam dari kelompok-kelompok lainnya? Bukankah jika hanya satu perspektif itu akan jadi subyektif...
KEMBALI KE ARTIKEL