Burungku cantik sekali: mungil runcing paruhnya, bening bulat matanya, kuning abu-abu bulunya, benar menawan bila di alamnya. Maka, jadilah banyak yang menggodanya, yang memburunya; ingin memilikinya.
Di dedaunan ada ulat, di cabang dan batang pohon ada ulat; ulat gemuk yang putih, ada juga kuning coklat. Burungku suka makan ulat. Di masa sekarang ini, burungku bahagia sekali. Ulat makanannya semakin banyak, sampaisampai pernah bikin heboh di segala media: di koran, radio, teve, dan tak ketinggalan di keyword mesin segala tahu.
Burungku senang hidup di zaman ini, saingannya dalam berburu tidak sebanyak dahulu. Perburuan liar telah menyebabkan banyak saudara sebangsanya yang ditangkap dan perlahan mati. Burungku kini semakin langka. Tapi burungku tidaklah sedih, lantaran kini saingannya dalam jodoh menjadi berkurang. Ulat-ulat gemuk penuh bertebaran tanpa perlu merasa kekurangan.
Burungku senang sekali hidup di zaman ini, zaman di mana saudara sebangsanya selalu mati setiap hari; di mana burungburung selalu diburu tak pernah henti.
Sekayu, Januari 2012