Kondisi di atas adalah gambaran nyata bagaimana para TKW profesional Indonesia membuktikan kemampuannya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Tidak sedikit yang percaya bahwa para tenaga terampil tersebut adalah orang Indonesia, tetapi tidak sedikit pula pasien Saudi yang minta ditangani oleh para perawat Indonesia padahal banyak perawat-perawat lain yang berasal dari Pakistan, India, Philipina bahkan Saudi sendiri. Belum lagi kepercayaan yang diberikan pihak manajemen Rumah Sakit yang menempatkan mereka pada posisi-posisi strategis seperti, Kepala Bidang Perawatan dan Kepala Ruangan. Dan rata-rata hampir disetiap Rumah Sakit di Saudi Arabia, para perawat yang berasal dari Indonesia ditempakan pada unit-unit penting seperti, UGD dan ICU. Ini membuktikan bahwa para TKW profesional Indonesia dengan prestasinya tersebut patut diacungi jempol.
Kehidupan sosial mereka para perawat Indonesia di Saudi Arabia cukup sejahtera. Dengan gaji berkisar antara 3.000,- hingga 7.000,- Saudi Riyal per-bulan, mampu memenuhi kebutuhan primer dan skunder mereka bahkan bisa lebih dari itu. Beberapa perawat yang sudah lebih dari dua puluh tahun bekerja mampu membiayai sekolah anak-anaknya hingga pasca sarjana. Termasuk para perawat yang baru beberapa tahun bekerja sanggup mendatangkan/memberangkatkan keluarga terdekatnya untuk menunaikan ibadah haji atau umrah.
TKW informal/PRT di Saudi Arabia keberadaannya sangat tergantung pada nasib (nasib mendapatkan majikan yang baik/buruk). Kalau mendapat majikan yang baik, sekalipun tidak/belum bisa atau pura-pura tidak/belum bisa bekerja, sang majikan tetap memperlakukan mereka dengan baik. Tetapi kalau nasibnya mendapat majikan yang tidak baik, jangankan belum/tidak bisa bekerja, sudah berusaha bekerja sebaik-baiknya pun masih tetap mendapat perlakukan yang buruk dari majikan bahkan dari keluarga majikannya. Jadi, para TKW yang bekerja di sektor informal/PRT ke luar negeri benar-benar untuk mengadu nasib alias nyari peruntungan dan sebelum memutuskan untuk berangkat harus berpikir seribu kali atau lebih akan segala kemungkinan buruk yang bakal terjadi.
Pemerintah harus segera membuat kebijakan baru dengan memperketat/mengurangi pengiriman TKW pada sektor informal/PRT dan membuka peluang seluas-luasnya untuk mengirim TKW profesional “dengan tetap menjaga kualitas” ke luar negeri. Hal ini mungkin akan sedikit memperbaiki citra Indonesia terkait dengan masalah TKW/TKI di luar negeri yang bermasalah.