Pada zaman Sosio Digital saat ini, Slang atau biasa dikenal dengan bahasa gaul sudah tak asing lagi ditelinga kita bahkan sudah berdampingan dalam kehidupan kita khususnya dalam berkomunikasi. Menurut Mulyana (2008) bahasa gaul merupakan kata-kata yang memiliki arti khusus, unik, menyimpang, atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim dikenal oleh orang-orang dari subkultur tertentu.
Dalam praktiknya, bahasa gaul kerap digunakan oleh para remaja dalam lingkup tertentu seperti di sekolah maupun saat nongkrong dengan teman sepermainannya. Bila kita menilik ke belakang pada era sebelum generasi Z saat ini, apakah bahasa gaul itu sudah ada?
Pertanyaan tersebut tentu menjadi pokok pembahasan yang cukup menarik, karena seperti yang kita ketahui bahwa banyak orang tua kita yang selalu menggunakan bahasa yang formal dalam berkomunikasi sehingga kemungkinan kecil akan adanya bahasa gaul di jaman saat mereka masih usia belia maupun remaja.
Menjawab hal ini, Saya sudah bertanya dengan beberapa narasumber dan mendapatkan jawaban yang cukup menggelitik di telinga saya. Bagaimana tidak, ternyata orang jaman dulu itu mengenal bahasa gaul sebagai “Plesetan”. Berikut beberapa contoh bahasa gaul yang trend di jaman dulu serta transformasinya di era jaman now :
“Doi”
Kata tersebut merujuk pada orang tersayang atau kekasih dan dirasa lebih singkat karena tidak perlu menyebutkan nama orang yang dituju. Sehingga banyak yang membubuhi kata tersebut ketika bertanya kepada seseorang seperti contoh “Kok kesini sendirian, emang doi kamu mana?” , di era sekarang orang lebih sering menggunakan kata “Gebetan” yang sama halnya dengan kata “Doi”.
“Apel”
Dari kata Doi tersebut, hingga muncul kata “Apel” yang mungkin di zaman sekarang kita mengenalnya dengan sebutan “Kencan”. Entah darimana bisa muncul atau terbesit kata tersebut, yang jelas kata-kata tersebut membuat saya cukup terkesima terkait konteks gaul di era sebelum generasi Z saat ini.
“Sam” dan kata-kata yang dibalik lainnya.
Bagi masyarakat yang tinggal di pulau jawa mungkin akan sering mendengar kata-kata yang dibalik. Saya pribadi pernah merasakan hal tersebut ketika saya berlibur ke kota Malang, dimana para warganya sering menyebut kata “Sam” jika dibalik menjadi “Mas” yang merupakan kata sapaan untuk laki-laki. Bila melihat di jaman sekarang, kata “Gaes”dan “Ngab” juga merupakan bentuk transformasi dari kata sapaan yang sebelumnya sudah ada.
“Kampret”
Bila di jaman now orang mengungkapkan kemarahannya dengan kata “Anjir”, maka dulu orang menggunakan kata “Kampret” ketika merasa kesal akan suatu hal. Sebenarnya, kata "Anjir" saat ini merupakan kata yang sudah diperhalus dari sebelumnya orang menggunakan kata "Anjing". Sehingga, hal ini menunjukkan bahwa bahasa gaul akan terus bertransformasi dan tentu meninjau konteks dalam penggunaannya.
“Gokil”
Kata gokil sendiri menggambarkan kepada rasa takjub, lucu dan menarik akan suatu hal, dan diera sekarang bertansformasi menjadi kata “Gils”.