Mohon tunggu...
KOMENTAR
Parenting Pilihan

Menerapkan Pola Didik Disiplin Tinggi Bertangan Besi

20 September 2023   14:02 Diperbarui: 20 September 2023   14:07 209 7
Menerapkan Pola Didik Disiplin Tinggi Bertangan Besi

Orangtua terkadang ingin selalu dihormati, membangun tembok pembatas agar tak dilunjak anak sehingga malah menciptakan jarak.

Tak ada salahnya mengajarkan pada anak perihal disiplin tinggi, namun hendaknya jangan bertangan besi. Alih-alih anak patuh dan taat malah sebaliknya mematik api pemberontakan dalam diri.

Terlampau keras mendidik anak bisa berakibat fatal, anak dapat merupa Serigala liar. Melakukan serangkaian pemberontakan yang tak pernah terpikirkan nalar.

Maksud hati dan tujuannya menggembleng anak, agar tak menjadi pribadi yang lembek, agar memiliki sikap serta mentalitas yang kuat. Namun yang ada hanya mengipasi bara dendam kesumat.

Anak bukan robot yang tak berjiwa yang dapat diatur-atur sesuai kehendak orangtua, yang tak memiliki sisi emosi dalam diri. Yang inginnya dibiarkan mati suri, serta hasratnya nyata-nyata dikebiri.

Anak sekedar diarahkan bukan diciptakan menjadi sesuai dengan apa yang tercetak di Masterplan yang ada di kepala orangtua. Sebab anak hidup pada zamannya dengan segala dinamika yang melingkupinya.

Maka biarkan anak bertumbuh menjadi dirinya sendiri di atas hasrat jiwa, dan di antara kepingan-kepingan ingin. Bukan sebaliknya memaksakan kehendak hingga anak berontak.

Terlebih orangtua menerapkan pola didik bertangan besi, merupakan hal yang keliru. Anak ibarat anak panah yang terhempas dari busurnya, melesat teramat cepat.

Kemudian jatuh tepat di sebuah peradaban, di zaman kekinian di era baru. Cukup tarik ulur sebagaimana tengah bermain layang-layang di tanah lapang. Maka biarkan meliuk diketinggian. Mengudara di jagad semesta.

Setiap orangtua ingin segala yang terbaik untuk anak-anaknya, hanya saja tak elok dan tak bijak apabila terlampau menekan anak. Anak dapat frustasi dan depresi. Jangan ada tangan besi agar anak tak lari menjauh pergi.

Yang dibutuhkan merupakan sebuah rangkulan, serta sebentuk rasa memahami.

Jakarta, 20/9/2023
Salam Kompasiana
Hera Veronica Suherman

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun