Denting pedang beradu
riuh derap sepatu kuda
tapak-tapak semangat
terpahat di sanubari
Degup jantung menjelma
genderang perang seperti
menabuh sungguh gaduh
mencabik jiwa-jiwa ketakutan
Himpun hela nafas keberanian
mendirikan benteng-benteng
tak runtuh digempur musuh
siapakah gerangan sang musuh
Musuh takada di balik selimut
musuh tak kasat mata
namun ia ada tengah berdiri
mengawasi dari semak belukar
Seraya menantang pongah
yang berdiri megah
di istana kesombongan jiwa
tak jua hancur dan lebur
Lantas siapakah musuh
musuh terbesar guna diajak tikai
yakni egosentris yang bercokol
di balik tempurung kepala
Usah pertahankan itu
rubuhkan dan hancurkan
hingga rata dengan tanah dan
merendah tak jadikan hina dina
H 3 R 4
Jakarta, 20/03/2023