Ayam Jago seakan busung dada
dielus-elus sang empunya
bermahkota jengger merah
sepasang biji mata melotot
Seraut wajah pongah
seakan tak segan-segan
menantang lawannya
berjalan petantang petenteng
Persis lagaknya centeng
riuh suara-suara pekikan
semangati ayam gacoan
tatkala posisi siap tanding
Dipersenjatai taji-taji tajam
tampak berkilau ditimpa
pedang matahari sedianya
menghunus musuhnya
Hingga kelabakan dan keteteran
kedua jago belingsatan
sang empunya tak peduli
ayam kelojotan tubuhnya penuh luka
Ia terus menyemangati
namun lacur apa terjadi
ayam sekarat dan terkapar di tanah
dengan tubuh mengeluarkan darah
Tumbang sang jawara
di ujung taji tajam dan
sang empunya tertunduk lesu
dimangsa rakus bisu
Arena laga bau anyir darah
sehelai nyawa makhluk melayang
demi sabung ayam dan ke mana nurani
masih hidupkah atau sudah mati