Bapak pulang dengan wajah kusut
penampilannya tampak semrawut
membawa secarik Surat Pemutusan Kerja
yang dihempaskan di atas meja
Dengan hela nafas lemah
sorot mata sayu dan layu seakan
pijar di bola matanya nyaris sekarat
dicekik lengan-lengan kenyataan
Bapak mengacak-ngacak
helai rambut di kepala seperti ingin
membuat kusut sekusut kenyataan
menempatkannya di posisi saat ini
Disesapnya batang cerutu
tanpa secuil dibubuhi gerutu
angan bapak dibiarkan terlunta
tak tentu arah kesedihan merambah
Bapak lebih banyak menelan
seporsi kudapan bisu serta
mereguk genangan pahit hidup
dari cangkir seduhan kenyataan
Terasa panas buat hati bapak
melepuh disiram dan dikuliti
pisau tajam milik realita
menyayat sepotong perasaan
Tatapnya seakan membentur dinding
sontak dirasakan pening
bapak dihadiahi kado yang tak diingini
kado memukul sendi-sendi
Ekonomi telak hingga tak bergerak
dipaksa terhenti dan lumpuh
buat bapak berusaha keras mencari
sumber rupiah
Agar dapat dialiri ke
kantung-kantung.kebutuhan hidup
keseharian keluarga mengisi
pendaringan biar tak kosong melompong
H 3 R 4
Jakarta, 22/02/2023