Sia-sia kau kapak kata
kau tebang pohon aksara
akarnya kadung menjalar
merambat di dalam tanah
Kaupenggal batang leher kata
dengan ujang kapak berkilau
yang telah kau asah dengan
gerigi-gerigi mata gerinda
Ia akan tumbuh lagi dan lagi
membesar dan kian membesar
menjadi sebatang pohon rindang
tempat kupu-kupu imajinasi
Hinggap dan berkerumun
tempat burung-burung fantasi
terbang giras berkeliar lantas
bertengger manis di dahan
Tempat pucuk-pucuk daun
ditetesi permata ilham serta
tempat menyaksi daun menguning
terpelanting dipetik lentik jemari usia
Usah kau tebang aksara jiwa
hingga rebah ke tanah
dan tak lagi bernyawa
menjadi gelongdongan mati
Sejatinya ia takkan pernah mati
akan terus menari dan menari
di ujung runcingnya dipeluk erat jemari
seperti bambu runcing terpancang
Hiasi sehelai jiwa dengan ragam warna
H 3 R 4
Jakarta, 16/02/2022