Lembar daun pisang koyak
dicabik jemarin angin nakal
tak ubahnya ujung sisir
menyisir pagi berurai seri
Dedaunan pisang menari
dikipasi bayu tak kasat mata
meliuk di serambi pagi
serta cerahkan wajah buana
Tarian daun pisang
kerap bergoyang menelusup
kisi-kisi nurani di rindu menggelinjang
tak jemu menyeru tuk pulang
Embus angin menggesek
helai daun pisang meramu
simfoni melankolia manis memagut
bawa sekeping ingatan melanglang
Nantikan aku di Bumimu
tempat kusimpan berjuta rindu
dan memecahkan dalam
setangkup selaksa doa dibasuh
Bulir-bulir kristal amat bening
sebening air mengalir
di kelok sungaimu nan elok
jernih tanpa benih syakwa sangka
Kubisikan pada angin menderu
menyeka peluh di dahimu
menghapus penat baluri
sekujur lelah jiwa raga
Semoga kelak
kita meniti jalan yang sama
di bawah langit yang sama
nikmati seduhan lengan kenyataan
H 3 R 4
Jakarta, 24/01/2023