Biasanya kita duduk di sana
menyaksi dari balik jendela
air yang bergerak bebes
menuju muara tak alpa
memagut lumut di antara
sela bebatuan sungai menjorok
Atau menatap kabut
melumat dan lekat pada
bening kaca jendela
membelai dan rebah
di tanah basah kemudian
mencumbu dahan dan ranting
dalam dekap gigil
Biasanya kita berdua hanyut
menatap hijau sekitar
serta rimbun akar
bergelayut disentuh nakal
jemari angin tak kasat mata
seraya mendengar seksama
dendang melankolia milik
sepasang burung bertengger
Biasanya kita nikmati
bening suara-suara alam
serta denting kidung dua hati
di atas hempas dua kursi serta
di meja hidangkan seporsi diam
yang tak pernah kita pinta
selain memakannya dengan lahap
seiris sepi dalam pinggan jiwa
hingga kita berdua kenyang
H 3 R 4
Jakarta, 29/11/2022