Buram kaca jendela
seburam waktu yang telah berlalu
kubawa sekeping pilu
layaknya mimpi sedih selimuti hariku
tatkala lintasi ujung jalan
serta ketika langkah terhenti di tikungan
Remah-remah debu
rebah di atas kaca jendela yang
semula bening hingga
tersaput noktah noda kotori kilap
lantas dipenuhi bercak
di antara sehelai hitam-putih hidup
Aku masih disini
mataku lekat menatap ke luar jendela
menyaksi orang-orang
lalu lalang mematri jejaknya kemudian
tinggalkan luka-luka jiwa
namun mereka enggan tuk bersuara
Jendela masa
kian buram hari ke harinya
mungkin lama-lama
hanya menyisa siluet kelam
dikesendirian menikam
aku yang selalu tak bergeming
Tutup kedua telinga
pada bising suara-suara sumbang
dan pada setangkup
bimbang yang kerap kutambang
di antara buram
namun ingatanku masih tajam
H 3 R 4
Jakarta, 21/10/2022