Tapak lengan lemah melambai
di antara air riuh berkecipak
energi seakan terkuras habis
kian terseret semakin dalam
seakan tersedot pusaran air
ia tak berpikir perihal selamat
melainkan hidup diambang tamat
Daksa lunglai dan wajah memucat
sepucat warna kain kafan
ia seakan tak kuasa lagi bertahan
sepertinya jelang detik-detik
mati lemas di atas seluruh tenaga
raib dirampas tangan-tangan ajal
hanya menanti saat itu tiba
Ia hanya bisa pasrah menerima
suratan yang digariskan
di atas ketetapan yang tak
seorang pun kuasa mengelak
ia biarkan pikirnya melayang
bak layang-layang putus talinya
ditunggangi deru bayu hingga jauh
Namun tak disangka
tak dinyana seperti ada kekuatan
maha dahsyat tak terduga
entah dari mana datangnya
seakan menarik tubuh
nan letih dan payah selepas
bertarung keras keluar dari
Cengkraman tangan-tangan nasib
hingga ia terangkat kepermukaan
selepas terbenam bak bahtera
karam dalam hening berselimut diam
seakan tak percaya tapi nyata
ia yang nyaris mati tenggelam
dapat keluar dari cengkram
Tangan-tangan kematian dan
ia pun menyakini bahwasannya
MUKZIZAT itu Nyata
H 3 R 4
Jakarta, 19/08/2022