Lembar-lembar wajah terpampang di dinding, mereka yang tak diketahui rimbanya dan ditunggu kepulangannya dengan harap-harap cemas.
Menguntai air mata dalam setangkup doa, mengetuk pintu langit di antara rintih sedih menghiba harapkan sebuah pertanda titik terang.
Yang membawa menguak tabir misteri perihal, mereka yang belum kembali hingga saat ini. Dan hari naas itu seolah turut serta membawa raib.
Detik dan menit berlalu seakan menghempaskan jiwa, dalam bahtera yang terombang ambing dalam luas lautan ketidakpastiaan.
Membawa jiwa raga pada puncak lelah, mendaki bebukitan lara, memeluk erat cemas. Menjahit seutas benang sabar, di tengah mental yang carut marut.
Harapan yang bak mentari pagi terkadang timbul tenggelam, dalam diam. Perca-perca harap yang terkadang menguap pun lesap.
Mental yang diuji tatkala sebuah harapan tewas ditombak runcing kenyataan, di sedu sedan tak tertahan serta di kuncup dan layu bunga harap.
Mereka yang hilang belum ditemukan antara Hidup dan Mati.
H 3 R 4
Jakarta, 06/08/2022