Hari ke hari
diisi dengan menunggu
tunggu punya tunggu namun
yang ditunggu tak kunjung kembali
Tak terdengar
langkah-langkah kaki
memasuki pelataran rumah
menginjak lantai dengan berjingkat
Lalu duduk di serambi
sandarkan bahunya di kursi
lawas ditingkahi derit kayu riuh
berbunyi dengan suara amat khas
Dan seperti biasanya
lalu meletakan alas kaki
menyusunnya dengan amat rapi
kemudian berlalu memasuki pintu
Hanya silir angin
menabuh dedaunan bambu
menggeseknya seakan buat ngilu
di sepotong pilu nan mengerang rindu
Ndoro putri pun
menatap sayu dan seakan
kuncup di taman hatinya turut
layu dibilas air muka teramat sendu
Waktu berlalu tak terasa
terang dihunus gelap dan gelap
ditikam panas sehingga lara kian
meluas ikut menyatu dalam hela nafas
Ndoro Putri masih
setia menanti memeluk sunyi
di silir angin bawa terbang harum
aroma melati menerabas penciuman
H 3 R 4
Jakarta, 23/4/2022