Aku mengetuk di pintu kata
tak lama pintu kata terkuak
tanpa derit kayu menjerit
hanya kata saling berhimpit
Aku mengetuk di muka pintu kata
anak-anak kata riuh berhambur
keluar menyambur membaur
lantas lebur ikuti jejak serta alur
Aku berdiri di pintu kata
pintu kata tak berdiri angkuh
terlebih mendongak kaku
namun ramah menyambutku
Berkali aku menyambangi
rumah kata singgah sejenak
tatkala benang-benang pikir
di kepala tampak kusut masai
Rumah kata dimana berjuta
inspirasi mengalir dan dimana
tetesan rasaku membentur
pecah menjadi serpihan aksara
Aksara-aksara milikku
yang mengkristal dari endapan
tubir sunyi dan dari muntahan
peluru senapan rasa di atmaku
Tak jemu aku mengetuk
di pintu kata seperti saat ini
di resah gelisah jiwaku
yang lamat-lamat membatu
H 3 R 4
Jakarta, 9/4/2022