Pada tubuh puisi
kutikam runcing pena kata
hingga tubuh puisi
menggeliat dan menggelepar
di ujung ranting kata
kata-kata terburai tercecer
dari pelimbahan kata
di mana tetesan-tetesannya
basuh dan basahi
bentala rasa milik empunya
harakiri puisi
lenyapkan nafas puisi hingga
dirasa titik nadir
dan ruh puisi pergi tak lagi
kembali diam
menghuni sepotong raga
dan degub pun
terhenti lantas nyawa puisi
terbang melayang
bagaikan layang-layang
hingga akhirnya
tercatat di kokoh prasasti
berserta rekam
jejak-jejak kata yang tersisa
dalam keabadian
H 3 R 4
Jakarta, 30/03/2022