Aku berteriak pada ombak
hingga suaraku parau
ombak pun membalas
dengan berduyun-duyun
membawa pasukan buih
serta hempas gelombang keras
menabrak gundukan karang
Suaraku pecah di tebing curam
menelusup dan menggema
di mulut gua berisi kawanan
kelelawar hitam menggantung
berayun di antara jaring laba-laba
aku pungut kerikil tajam terserak
di sepanjang garis pantai
lalu melemparkannya
sejauh mungkin
luapkan amarah membuncah
menggelegak bergemuruh
di ruas jiwa laksana
amuk badai pantai selatan
buat biji mataku memerah
semerah bara dilahap api
aku muntahkan resah
melarung gundah seraya
menelan ludah melumasi rasaku
yang nyaris terbujur kaku
aku berteriak dengan suara
yang timbul tenggelam
ditelan deru ombak
di asaku yang carut marut
di rindu yang tak henti memagut
buat kening waktu berkerut
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta, 02/03/2022