Tubuh perahu
oleng ke kanan-kiri
dihempas gelombang
datang memanjang
menampar lambung kapal
hingga kapal sesekali
terlihat limbung
ditingkahi derit kayu
berbaur riuh pekik camar
merupa orkestra pagi
di hamparan semesta
bermandi hangat
surya melumat
seketika menyeka
bulir-bulir penat
di atas seutas
tali tambat berserat
burung mendarat
dengan berjingkat
segara menerpa sukma
belai lembut raga
rampas atma berkelana
di atas bahtera oleng
bak diayun debur ombak
tak pernah berhenti beriak
namun adakalanya perahu
diam tiada bergeming
seperti dibekukan oleh waktu
pada tubuh-tubuh perahu
yang terdiam dimangsa senyap
rasa ku pun turut lenyap
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta, 05/02/2022