Bulir air pecah berderai
lantas terkulai di atas
tubuh payung hitam
sebelum akhirnya meleleh
luruh membentur tanah
mencipta basah
bulir air berlompatan
menabrak apa saja
yang disinggahinya
tanpa pandang bulu
hingga kuyup dalam
peluk erat gigil dan
waktu pun seakan
turut membeku
sebeku peraduan tanpamu
jejak hujan bertebaran
tercecer dimana-mana
di kedua netra ku
yang bersimbah air mata
tatkala kulangitkan
sekeping doa untukmu
di malam-malam hening
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta, 03/02/2022