Rintik menitik
merupa runcing
jarum-jarum air
tikam pori ribuan kali
pecah pembuluh nadi sunyi
Jentik jemari
mencipta liuk tarian sepi
di elok punggung malam
bersandar di bahu kelam
takada riuh bebunyi
Juwita malam amat pasi
dinodai bercak darah hitam
hanya bungkam tatkala
dicumbu ganas sepi dan
terkapar di ranjang malam
Rintik terus saja menitik
sukma kian tak berkutik
dimangsa tajam gigi-gigi
milik kelelawar malam
menghisap jiwa penyendiri
Jentik jemari masih menari
di altar sepi hingga
jemari waktu patah
ditebas silau parang terang
seraya meregang
Juwita pasi kian pucat
laksana mayat terbaring
di keranda berkafan pekat
beraroma kamboja
buat bulu kuduk meremang
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta, 28/01/2022