Riuh celoteh riang memecah batang
rel baja memanjang tempat
perlintasan kereta api
bertubuh amatlah
hitam legam
masam
Tapak-tapak kaki telanjang
susuri bentang rel seraya
menenteng sepasang
sepatu serta topi
merah putih
miliknya
Terus diayunkannya langkah
menjejak runcing krikil
bantalan rel tak lupa
teriakan di antara
deru nan gaduh
seka peluh
Masa kanak-kanak masa yang
paling indah bercengkrama
dengan kawan sebaya
di riang canda tawa
tatkala sepulang
dari sekolah
Seraya meneteng tas di bahu
berisi tumpukan buku-buku
saripati ilmu asupan
di kepala serta
vitamin otak
tiada dua
Celoteh riang tak pernah hilang
di antara lamat-lamat iringi
dendang terlahir dari
lubuk hati senang
terpampang di
aura riang
Tapak kaki telanjang ukir kisah
tanpa sekelumit resah hati
nikmati dunia miliknya
antara bermain dan
menimba serpihan
ilmu tercecer
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 20/01/2022