Menyisa Lebam di sekujur tubuh
belum lagi lenyap memar lama
malah bertambah bilur baru
ulah lengan kekarmu
yang keji dan tak henti
aniaya diri di atas tubuh
yang kian ringkih
aku bagimu tak ubahnya
samsak bernyawa yang gemar
kau sakiti sesuka hati
tanpa pernah peduli
rintih samar dari bibir yang pecah
menguar aroma anyir
dan aku yang tak pernah sudi
memohon agar kau hentikan
aksi ringan tanganmu
yang meninju sekenanya
mendaratkan pukulan hingga
buatku terjengkang dan terbentur
darah segar pun mengucur
dari pelipis yang sobek
menetes di lantai
aku yang hanya bisa terdiam
kendati di dalam hati menangis pilu
atas derita hidup yang kualami
hidup satu atap dengan menjadi
bulan-bulan dera siksa
yang tak jua kunjung berakhir
mungkin hingga akhir hayat
tak kutemukan kata bahagia
beri aku sejumput kasih sayang
yang tak pernah kudapatkan
bukan siksa merejam daksa serta atma
darimu ayah Anak-anakku