Tapak-tapak lengan tengadah
menanti bulir beras tumpah
di zaman yang serba susah
merupa suatu berkah
Insan di bumi miliki kepekaan nurani
berjiwa sosial yang amat tinggi
tak pernah mengkalkulasi
perihal untung rugi
Membiarkan amalan kebajikan
bak serpihan debu perlahan
terjerembab di jalan
lantas dilupakan
Berbagilah dan terus berbagi kendati
tak selalu dengan materi dimiliki
melainkan dengan bulir nasi
disertai ikhlas memberi
Niscaya menjadi vitamin hati yang
menumbuhkan kuntum peduli
dalam keranjang empati
di bejana budi pekerti
Demi bulir-bulir nasi
ada pula yang sampai hati
berbuat amat keji tak manusiawi
melanglang buana di dunia kriminalisasi
Demi periuk nasi terisi
demi perut keroncongan berbunyi
segala cara ditempuhi tanpa peduli
laksana sebilah belati tajam melukai
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 19/08/2021